Articles
Choose What You Look At & How You Respond
30 March 2020
Giokniwati

Elevasi Insight - 30 Maret 2020


CHOOSE WHAT YOU LOOK AT & HOW YOU RESPOND
 
Pesan kotbah Minggu via on-line salah satunya tentang “Choose what you look at”, dan Matius 6 :22 (TB) mengatakan “Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu.” 
Pesan ini sejalan dengan diskusi kecil kami di rumah sehari sebelumnya tentang berita di berbagai media yang terus menerus memberitakan tentang Covid-19, dibahas dari berbagai sudut pandang, pergerakan angka-angka pasien-korban meninggal, dll. Kami pun mengamati percakapan di berbagai WA group kami, postingan dan forward yang begitu banyaknya, demi survey kecil-kecilan ini, WAG yang jarang saya tengok maka saya mencoba melakukan scanning tentang muatan & trafficnya.
 
Sampailah pada pembahasan, bahwa pada saat ada sebuah trigger misalnya informasi dari luar yang diperoleh dari visual maupun audio, tayangan, bacaan, percakapan, maka akan ada respon yang manusia—makhluk berakal budi, berperasaan, berkehendak—ciptakan. Dalam ilmu NLP-NeuroSemantics yang saya pelajari ada 4 power manusia yaitu THINKING (pikiran), FEELING (perasaan), SPEAKING (perkataan), BEHAVING (perbuatan).
 
WHAT YOU LOOK AT akan membuat Anda …
  1. Berpikir tentang apa? Berpikir bagaimana? 
  2. Apa perasaan yang muncul? 
  3. Komentar apa yang akan kau katakan? Teks apa yang akan kau tulis? 
  4. Tindakan apa yang akan kau lakukan? 
 
Banyak diserukan tentang “jaga imun tubuh kita”, sadarkah kita bahwa proses menjaganya itu banyak dipengaruhi oleh keempat hal tadi. Dalam proses coaching yang saya terapkan, ada pertanyaan penting “Is it ecological?” atau “Apakah hal ini ekologis? memungkinkan diterapkan tanpa mengganggu keseimbangan yang ada/kesehatan/ketertiban umum?” atau “Apakah ini tidak menimbulkan dampak negatif/buruk?” dan “Is it empowering?” atau “Apakah hal ini memberdayakan? apakah berdampak baik bagi dirimu? apakah membuat kemajuan bagimu?”
 
Ada 2 pilihan, pertama memikirkan hal-hal yang negatif, membuat “film buatan sendiri” bahwa kondisi superburuk akan terjadi sehingga dikuasai oleh perasaan takut dan cemas berlebihan lalu mulai menuliskannya, nge-vlog, atau memforward berita yang dapat memperkeruh keadaan ditambah dengan panic buying. Hooooeeee… wake up! is it ecological? is it empowering? Stop hoax! Stop forward video yang bisa memprovokasi! 
 
Pilihan kedua, panduannya adalah “Pilih apa yang akan kita tonton/baca/dengar” kemudian “Pilih respon mengggunakan filter ...”
  • ECOLOGICAL? 
  • EMPOWERING?
 
 
Penulis,
Giokni
WTC | Writer-Trainer-Coach
Elevasi Performa Insani 
WA 08158182188
Instagram: elevasi.id 
Facebook Fan Page: elevasi.id 
giokni@elevasi.id
OTHER ARTICLES

The best moments in our lives, are not the passive, receptive, relaxing times—although such experiences can also be enjoyable, if we have worked hard to attain them. The best moments usually occur when a person’s body or mind is stretched to its limits in a voluntary effort to accomplish something difficult and worthwhile. - Mihalyi Csikszentmihalyi, 1990

Momen terbaik dalam hidup kita bukanlah pada saat kita pasif atau santai tapi biasanya terjadi pada saat tubuh dan pikiran kita terentang pada batasnya dengan upaya sukarela (ikhlas) untuk menyelesaikan sesuatu yang menantang dan berarti. - Mihalyi Csikszentmihalyi, 1990

Stay Connected with Us