Articles
Mau Jadi Apa Kita Nanti Setelah Ini?
05 April 2020
Giokniwati

Elevasi Insight - 5 April 2020


MAU JADI APA KITA NANTI SETELAH INI? 
(MJAKNSI?)
 
 
Saya merenungkan pesan kotbah via on-line di hari Minggu ini, sunggu menginspirasi saya untuk membuat tulisan ini.
 
#workfromhome #stayathome #dirumahaja masih berlanjut karena memang kita masih berhadapan dengan keadaan serius yang perlu disikapi secara serius juga, salah satunya dengan ketaatan (=obedience) pada peraturan dan prosedur yang sudah ditetapkan. Jangan menjadi naif karena naif berarti kita mengabaikan knowledge dan menjadi ceroboh karena tidak berpikir panjang.
 
Sebuah keyakinan (belief) yang memberdayakan antara lain “This too shall pass”, atau kita kenal dengan “Badai pasti berlalu” atau “Masalah kita tidak melebihi kemampuan kita menghadapinya” atau “Selalu ada solusi untuk setiap masalah.” Bukankah cara berpikir ini mendorong kita untuk OPTIMIS, BERPENGHARAPAN, MENGUPAYAKAN untuk MENEMUKAN SOLUSI? Saya, sih, memilih untuk tetap mempercayai keyakinan ini.
 
Menyiasati kondisi saat ini, maka state (keadaan emosi, pikiran, tubuh) yang terbaik untuk dilatih adalah state ACCEPTANCE, MENERIMA, seperti halnya kita menerima bahwa saat di lampu merah di perempatan jalan kita perlu BERHENTI dan MENUNGGU—demi apa? Demi keselamatan diri kita dan orang lain. 
Jika sudah bisa menerima, akan sangat baik jika ditingkatkan menjadi APRECIATION, MENGHARGAI atau SYUKURI… mulai mencari dan membuat daftar KEBAIKAN yang terjadi atas situasi ini. Yang sudah mulai gerah tinggal di rumah belasan hari, bisa mensyukuri bahwa kita masih bisa tinggal di rumah—bukan di ICU RS, yang sudah kewalahan membimbing anak belajar di rumah, bisa mensyukuri dianugerahi anak, dll.
 
Badai akan segera berlalu, PERTANYAAN TERBESAR dan SERIUSnya adalah “MAU JADI APA KITA NANTI SETELAH INI?”
JAWABANNYA PERLU DIKERJAKAN SEKARANG karena di sinilah tempat belajarnya, di sinilah tempat pembentukan, sekaranglah penempaannya, sekaranglah berprosesnya.
Ini yang mampir di kepala saya, KITA MAU JADI LEBIH….
  1. TANGGUH, dengan cara punya endurance (ketahanan), termasuk tahan untuk menjaga komitmen #stayathome #physicaldistancing #jagajarak
  2. EMPATIK, dengan cara melakukan apa yang bisa kita perbuat untuk orang lain. Saya melihat ada yang menyumbang makanan, uang, jadi relawan, menyiapkan sarana belajar, menulis, membuat video edukasi, membuat video clip penyemangat, dan banyak tindakan peduli sesama lainnya yang menyentuh hati.
  3. DEWASA, dengan cara punya filter, punya kemampuan berpikir dan pertimbangan bijak sebelum bertindak, forward, menyebarkan hoax atau berita yang tidak akurat.
  4. INOVATIF, dengan cara mengeksplorasi kemampuan diri, metode kerja, hal-hal baru sehingga dapat memperbesar kapasitas kita untuk lebih bermanfaat.
 
Di tengah badai kita MENABUR, setelah badai kita MENUAI.
 
 
Penulis,
Giokni
WTC | Writer-Trainer-Coach
Elevasi Performa Insani 
WA 08158182188
Instagram: elevasi.id
Facebook Fan Page: elevasi.id 
giokni@elevasi.id
OTHER ARTICLES

The best moments in our lives, are not the passive, receptive, relaxing times—although such experiences can also be enjoyable, if we have worked hard to attain them. The best moments usually occur when a person’s body or mind is stretched to its limits in a voluntary effort to accomplish something difficult and worthwhile. - Mihalyi Csikszentmihalyi, 1990

Momen terbaik dalam hidup kita bukanlah pada saat kita pasif atau santai tapi biasanya terjadi pada saat tubuh dan pikiran kita terentang pada batasnya dengan upaya sukarela (ikhlas) untuk menyelesaikan sesuatu yang menantang dan berarti. - Mihalyi Csikszentmihalyi, 1990

Stay Connected with Us