![]() Sadar Sedang Makan?
![]() ![]() ![]() Elevasi Insight - 25 Januari 2021 Oleh Joanna Shaddai
Seringkali saya merasa hari-hari yang dijalani monoton, senada, mirip satu dengan yang lain. Rutinitas yang serupa, masalah yang bunyinya sama, kesenangan yang biasa saja. Bahkan saat makan, saya ditemani oleh suara TV ataupun video YouTube. Ketika olahraga pun ditemani musik maupun podcast. Jarang sekali saya melakukan sesuatu hanya untuk menyadari momen dan kegiatan itu.
Rabu lalu tanggal 20 Januari, saya menjadi host di IG Live Elevasi Talk dengan teman Elevasi Wahyudi Akbar, penggemar dan pembelajar mindfulness. Beliau yang kerap saya sapa sebagai ‘Ko Yudi’ berkata bahwa mindfulness artinya sederhana - menyadari apa yang kita sadari. Kalimat kerennya mungkin bunyinya berikut, “live in the moment,” atau “hidup di momen/saat ini.” Yang kita miliki hanyalah detik ini, masa lalu sudah lewat dan masa depan belum tentu akan datang. Sebuah pembelajaran mendalam yang diajarkan oleh Master Shifu dalam film Kungfu Panda, “Yesterday is history, tomorrow is a mystery, and today is a gift! That's why they call it the PRESENT.” Momen atau saat ini adalah hadiah!
Dengan memiliki mindfulness maka kita mampu tenang dan berpikir secara sadar dalam merespon peristiwa yang terjadi. Menyadari yang kita sadari juga memampukan kita menikmati momen demi momen.
Kedengarannya sederhana dan mudah, namun pada kenyataannya tidak segampang itu. Ada 4 tips yang Ko Yudi berikan: 1. Sadar nafas - bernafaslah seperti biasanya, namun sadarilah masuk dan keluarnya. 2. Sadari jalannya nafas - Sadari nafas kita (apakah pendek atau panjang? Berat atau ringan? Ke atas atau ke bawah?) 3. Sadari tubuh - Apa yang dirasakan di kepala? Leher? Bahu? Punggung? Lengan? Dada? Perut? Bokong? Paha? Betis? Ujung Kaki? 4. Lepaskan - Jika ada tekanan atau kesesakan, apakah bisa perlahan-lahan dilepaskan? Diringankan? Dibubarkan?
Selain empat teknik di atas, sangat perlu memiliki sikap bersabar, disiplin, dan tidak terburu-buru. Bagi pemula seperti saya, sikap-sikap tersebut ‘nampol’ dan ‘nabok’. Perjalanan mindfulness kita bagaikan sebuah game, ada tingkatan/level nya dan dibutuhkan latihan dari level dasar.
Akhir cerita, kemarin saya mencoba untuk mindful ketika makan siang - tidak ada distraksi, hanya saya dan makanan. Karena saking nikmatnya, saya malah nambah terus, deh. Jadi makan lebih banyak, ups!
Silakan dicoba sendiri ya, teman-teman!
Salam Elevasi, elevating performance and meaning!
|
OTHER ARTICLES
|
Momen terbaik dalam hidup kita bukanlah pada saat kita pasif atau santai tapi biasanya terjadi pada saat tubuh dan pikiran kita terentang pada batasnya dengan upaya sukarela (ikhlas) untuk menyelesaikan sesuatu yang menantang dan berarti. - Mihalyi Csikszentmihalyi, 1990
Stay Connected with Us
|
Copyright © 2025. Elevasi. All Rights Reserved |