![]() Diam, Istirahat, Nyantai
![]() ![]() ![]() Elevasi Insight - 22 Febuari 2020 Elevasi Inisght
DIAM, ISTIRAHAT, NYANTAI
Beberapa hari ini saya merasakan badan yang agak meriang ringan plus sakit kepala dengan jenis “menusuk” namun pada skala 2 dari 10 sehingga membuat saya malas untuk periksa ke dokter, “Hanya kurang nyaman badan, bukan sakit.”
Kesamaan dari semua anjuran yang diterima adalah ISTIRAHAT! Bagi saya kegiatan yang bernama istirahat ini cukup menantang alias tidak mudah dilakukan.
Seiring dengan beberapa hari yang kurang nyaman badan, saya pun tidur lebih awal, Sabtu pagi ini jam 08.00 di meja makan Joanna (my daughter) sudah janjian sama daddy-nya untuk melancarkan belajar parkir mobil, lalu saya berucap, “Hari ini gak gabung kalian yaaa… malessss nihhh.”
Tak disangka respon Jo adalah, “Wooowww… bagussss, jarang-jarang Mum merasa males, jadi ayokk Mum nikmati aja malesnya… jadi bisa nyantai dan instirahat.”
Kalimat spontan itu seakan-akan menjadi wake-up alarm, sebagai feedback jujur dari orang terdekat yang melihatku apa adanya.
Akhirnya aku memutuskan Sabtuku kali ini adalah Sabtu “diam-istirahat-nyantai”. Setelah mereka berdua beranjak dari rumah, saya yang bermalas-malasan ini pun cuci muka sambil berencana untuk pergi (teuteupppp) sebentar ke Ace Hardware di kompleks rumah untuk membeli mini rice cooker pengganti yang rusak—hehehe… perginya tetap dengan “state malas dan nyantai”.
Tahukah Anda bahwa sudah ratusan kali saya melewati rute jalanan ini namun ada kesan yang berbeda, ada matahari pagi, langit biru cerah berawan putih bersih, orang-orang seperti bergerak lebih nyantai juga, jalanan dan bundaran saya lewati dengan perasaan yang tidak biasa, saya mencoba memerincinya. Sambil menarik nafas panjang—ada rileks, ada damai, ada syukur, ada asyik seperti kesadaran atas nyamannya kompleks perumahan ini dengan pengaturan yang rapi, fasilitas yang memadai, patung dua penari di bundaran sore hari tadi pun seakan lebih cantik dari biasanya sehingga segera kuminta, “Jo, fotoin buat Mummy.”
Setelah itu saya bergabung dengan ayah-anak yang sedang asyik maju-mundur belajar ngepasin garis sambil membawa bapao dan kue pukis yang saya beli di tenant-nya Farmer Market. Ayahnya berkomentar, “Yang hari ini mau nyantai—masih sempet-sempetin beliin kita makanan.”
Sejam lalu, anakku berkata lembut tapi serius, “Mum, I am so glad today Mummy bisa nyantai, gak kerja atau belajar.”
Sebelum tidur, saya merenung sebentar dan bersyukur untuk hari nyantai yang penuh makna karena didasari oleh kesadaran bahwa tubuh dan pikiran saya memang sesekali perlu nyantai.
Buat Anda yang terlalu keras bekerja atau melewatkan hari dengan “cepat-cepat-cepat!!!!”, semoga tulisan sangat ringan ini bisa menjadi reminder… slow down, yukkkk.. kali ini saya memotivasi untuk nyantai.
Penulis,
Giokni
WTC | Writer-Trainer-Coach
Elevasi Performa Insani
Instagram: elevasi.id
Facebook Fan Page: elevasi.id
giokni@elevasi.id
|
Momen terbaik dalam hidup kita bukanlah pada saat kita pasif atau santai tapi biasanya terjadi pada saat tubuh dan pikiran kita terentang pada batasnya dengan upaya sukarela (ikhlas) untuk menyelesaikan sesuatu yang menantang dan berarti. - Mihalyi Csikszentmihalyi, 1990
Stay Connected with Us
|
Copyright © 2025. Elevasi. All Rights Reserved |